Pengantar Manajemen Wisata Religi


Assalamualaikum wr wb

Dalam pertemuan kali ini, kita akan membahas tentang manajemen wisata religi. Sebagaimana judul kita kali ini adalah "pengantar", maka saya akan menyinggung dasar-dasar pengetahuan tentang tema manajemen wisata religi secara umum. Selanjutnya akan dibahas lebih detail pada pertemuan-pertemuan berikutnya.

Mengawali pembahasan, kita perlu memahami secara utuh tentang pengertian manajemen wisata religi. Untuk lebih memudahkan kita dalam memahami tema ini, dapat kita mengerti pengertian secara terminologi dan etimologi.

Berdasarkan kata demi kata, dapat dipahami bahwa ada tiga kata dalam tema ini yakni manajemen, wisata dan religi. Manajemen berasal dari kata "Manage". Artinya: mengelola/mengurus, mengendalikan, mengusahakan dan juga memimpin. Menurut Mary Parker F., pengertian manajemen adalah sebagai suatu seni, tiap tiap pekerjaan bisa diselesaikan dengan orang lain.

Sementara Wisata berasal dari bahasa sansekerta VIS yang berarti tempat tinggal masuk dan duduk. Kemudian kata tersebut berkembang menjadi Vicata dalam bahasa Jawa Kawi kuno disebut dengan wisata yang berarti berpergian. Sedangkan kata religi menurut KBBI, berarti kepercayaan kepada Tuhan.

Secara umum, wisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, kepuasan serta pengetahuan. Jadi, wisata religi adalah perjalanan yang dilakukan untuk meningkatkan amalan agama sehingga strategi dakwah yang diinginkan akan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat. Wisata religi sebagai bagian aktivitas dakwah harus mampu menawarkan wisata baik pada objek dan daya tarik wisata bernuansa agama maupun umum, mampu menggugah kesadaran masyarakat akan ke Maha Kuasaan Allah SWT dan kesadaran agama (Fathoni, 2007: 3).

Dari pengertian yang sederhana tersebut, dapa kita fahami bahwa manajemen wisata religi adalah mengelola secara bersama-sama perjalanan untuk meningkatkan amalan agama. Pengelolaan tersebut dilakukan sebagai bagian dari aktifitas dakwah. 

Di era yang kian modern, seiring dengan perkembangan zaman yang ditandai dengan kemajuan tehnologi membuat masyarakat pada umumnya "rindu" dengan hal-hal yang bersifat religius. Hal itu nampak semakin tingginya minat masyarakat islam (muslim) untuk pergi ke tempat-tempat yang dianggap religius, seperti ke Makkah, Madinah, Masjid, Makam (ziarah), dsb. 

Tidak hanya itu, kesadaran pemangku kebijakan baik pemerintah maupun swasta pengelola tempat wisata religi juga semakin besar terhadap pengelolaan. Seperti mempercantik, memperbesar dan mengembangkan wisata religi agar semakin baik dan menarik bagi para pengunjung. 

Kondisi tersebut membuka peluang bagi kelompok-kelompok tertentu, termasuk mahasiswa yang belajar tentang wisata religi untuk turut serta berkontribusi pada pengembangan wisata religi, terutama tentang pengelolaan dan pengembangannya.

 Peluang tersebut harus ditangkap bagi mahasiswa terutama Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam untuk terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung pada pengembangan wisata religi. Hal itu dapat dilakukan mulai dari hal sederhana dan terkecil di lingkungan yang paling dekat. Apalagi keberadaan simbol-simbol agama Islam tersebar di semua wilayah dan dapat dikembangkan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing.

Demikian, sekilas tentang pengantar manajemen wisata religi. Semoga bermanfaat untuk kita semua. Akhir kata, Wassalamu'alaikum wr wb.


Penulis: Wahyu Khoiruz Zaman, S.Kom.I., M.S.I
Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam IAIN Kudus.