Ini Pelajaran Dari Om-Om Tukang Parkir

IslamGaul - Inspirasi menulis datang darimana saja, kadang kalau mau nulis enggak punya ide untuk menentukan judul dan alur pembahasan, akhirnya penjelajahan pun dilakukan. Pada saat itu menjelajah kesebuah pusat perbelanjaan ternama dikota Bandung jawa barat. Saya tidak masuk kedalamnya, sebab yang saya cari bukan baju, sepatu, kaca mata, HP, dompet, dan sebagainya. Saya hanya mencari sebuah pelajaran dari alam luar.

Panasnya terik matahari membuat saya terdiam dipos satpam, bersama satpam dan Om-Om parkiran, saya mulai akrab dan terlibat pada obrolan mereka. Tanpa mengganggu tugas mereka berdua, obrolan kita kadang terpotong dengan datangnya mobil yang mau masuk. Om-om parkiran mulai beraksi, dengan jeli melihat parkiran yang kosong. Dibawah teriknya matahari ia meniup peluit menjadi komando atas mobil yang masuk atau pun keluar.

Om-om parkiran itu kembali ke-pos, mereguk sebuah Es Cingcau (nama minuman dingin) dengan senyuman tulus dibibirnya. Parkiran pun terlihat penuh, memang pusat perbelanjaan yang satu ini selalu ramai dikunjungi, tidak pernah sepi apalagi “mati”. Obrolan kami berlanjut dipos satpam, tawa dan kebahagiaan mewarnai pos satpam. Obrolan terkadang pada masalah politik, hukum, ekonomi, ataupun yang sifatnya kecil, terkadang juga obrolan mengenai pengalaman masing-masing, baik itu Om-om parkiran, pak satpam dan saya.

Tidak lama kemudian ada mobil yang hendak keluar, dengan agresif Om-om parkiran mulai mengomando mobil itu dengan peluit warna hitamnya. Satu persatu mobil keluar, lahan parkir kini terlihat lebih luas. Puluhan atau bahkan ratusan mobil yang tadi masuk, kini tiada. Om-om parkiran itu kembali ke-pos dan melanjutkan obrolan, begitulah seterusnya, mobil keluar masuk dan Om-om parkiran pun dengan cekatan menjadi komando.

Ketika ia mengomando mobil untuk diparkir berarti ia dititipi mobil oleh yang mempunyai mobil, Om-om parkiran itu dititipi banyak sekali mobil., tetapi ia tidak sombong. Ketika mobil yang berada diparkiran tadi oleh pemiliknya diambil, ia juga tidak sedih, karena ia dititipi, bukan menjadi pemilik. Namun meski mobil itu bukan miliknya, ia menjaganya dengan baik.

Begitulah hidup kita, kita didunia hanya dititipi oleh Allah swt, rumah, mobil, motor, baju, saudara, teman, orang tua, anak semuanya adalah titipan. Oleh karena titipan, jangan sombong ketika ada sampai lupa kepada Allah ta’ala, ketika diambil oleh pemiliknya, maka jangan berputus asa, jangan sedih, jangan merana. Kita harus melakukan yang terbaik yaitu menjaga apa yang kita punya. Semangat Sob!

Oleh: Admin - 01

Posting Komentar

0 Komentar